Bacaan Alkitab Setahun : Mazmur 93; Lukas 5; Ulangan 31-32
Pernah mengalami hal yang rasanya terburuk dalam hidup? Sesuatu yang disebut "titik terendah" dalam hidup kita... Mungkin sudah berlalu, tapi mungkin saking hebatnya peristiwanya, bukan mustahil sampai sekarang kita masih merasakan pedih lukanya. Tidak mudah, hidup dengan bayang-bayang kegelapan masa lalu.
Alkitab, hampir di bagian awalnya, tepatnya di Kejadian 1:2 mencatat suatu peristiwa yang menarik. "Bumi belum berbentuk dan kosong" - dalam bahasa aslinya, yaitu bahasa Ibrani, kata "belum berbentuk" (towhu) dan "kosong" (bowhu) berarti suatu kehancuran yang sudah tidak berbentuk lagi, sesuatu yang kacau balau dan rusak. Lalu kata "gelap gulita" (kho-sek) menyimbolkan kesedihan, kematian, duka, kehancuran, kejahatan.
Namun kalimat itu tidak berhenti sampai di situ, tetapi ada tertulis bahwa Roh Allah ada melayang-layang. Hadirat-Nya ada di dalam keadaan yang terkacau dan bayangan yang paling gelap. Dan apa yang terjadi? Ayat selanjutnya menyatakan bahwa terang pun jadi dan segala kekacauan pun sirna.
Mungkin saat yang kita alami sekarang benar-benar jalan buntu, tetapi lihatlah di situ ada Roh Allah melayang-layang di atas permukaan yang bergolak. Kita dapat mengulurkan tangan dan ‘menari' bersama-Nya di atas air yang bergolak sampai terang datang.
Dalam malam tergelap, dalam badai terdahsyat, hadirat-Nya selalu ada untuk kita.